Monday 15 June 2009

Tatap Muka Prabowo Subianto dengan Kalangan Tionghoa


Prabowo Klarifikasi Tidak Terlibat Kerusuhan Mei

Penyelesaian kerusuhan Mei 1998 seolah tak berujung. Setiap tahun muncul desakan mengungkap dalang di balik peristiwa berdarah itu. Setelah 11 tahun berlalu dan kebetulan menjelang Pilpres 2009, Prabowo Subianto dan ribuan masyarakat Tionghoa bertemu.

DILIANTO dan PRIYO H., Jakarta

---

Restoran Nelayan di kawasan Ancol seolah menjadi saksi pertemuan ''rekonsiliasi'' antara Prabowo dan ribuan warga Tionghoa. Prabowo -yang disebut-sebut berperan dalam kerusuhan Mei- tak terlihat tegang dalam pertemuan itu. Dia tampak santai bertemu dengan mayoritas warga yang selama ini diidentikkan korban kerusuhan Mei 1998. Prabowo sesekali menyalami dengan hangat sejumlah peserta dalam acara yang digelar Forum Demokrasi (Fordeka) itu.

Prabowo tak hanya mengklarifikasi keterlibatan dalam kerusuhan Mei dengan paparan secara lisan. Mantan Danjen Kopassus itu juga membagi-bagikan buku berjudul Huru-hara Mei 1998. Karya tulisan Fadli Zon itu selama ini memang dikenal sebagai buku putih berisi pelurusan keterlibatan mantan menantu mantan Presiden Soeharto itu dalam kasus Mei 1998.

Suasana dialog Prabowo dengan warga Tionghoa berjalan gayeng. Acara berlangsung penuh kekeluargaan, bahkan jauh dari kesan kampanye. Prabowo diberi kesempatan berbicara dua jam lebih. Putra begawan ekonomi Profesor Sumitro Djojohadikusumo itu awalnya didaulat untuk menjelaskan visi dan misi kepemimpinannya apabila kelak menang dalam pilpres. Namun, ada peserta yang menyinggung seputar peran dia dalam kasus Mei 1998. Prabowo pun makin berapi-api saat peserta meminta klarifikasi sejumlah tuduhan, mulai posisi militer saat kasus Mei hingga peristiwa penembakan empat mahasiswa Universitas Trisakti saat berunjuk rasa 12 Mei 1998. ''Saya punya tiga pertanyaan, salah satunya adalah klarifikasi atas kerusahan Mei dan penculikan yang dituduhkan ke Bapak,'' tanya Anton, ketua LSM pemuda Tionghoa, kepada Prabowo.

Sejurus kemudian, Prabowo yang berkemeja batik lengan panjang menjawab dengan santai. ''Pertanyaan ini sudah sangat sering saya dengar, tapi tidak apa-apa. Akan saya coba jelaskan,'' ucap Prabowo, lantas tersenyum.

Dia menegaskan tidak bertanggung jawab atas kerusuhan Mei yang telah menimbulkan luka dalam bagi masyarakat Tionghoa. ''Saya memang dituduh melakukan banyak hal, termasuk dituduh melakukan kudeta. Tapi, bukti sejarah menunjukan saya tidak melakukan kudeta karena saya percaya kepada prinsip-prinsip demokrasi,'' ungkapnya.

Menurut Prabowo, saat itu dirinya menjaga stabilitas menjadi fokus utama. ''Saat itu saya adalah pejabat dalam suatu pemerintahan. Setelah itu, ada pergantian rezim. Apa yang oleh satu pemerintahan disebut sebagai penahanan, oleh pemerintahan selanjutnya bisa diartikan sebagai penculikan,'' kata dia.

Namun, sebagai Pangkostad pada saat kejadian tersebut, Prabowo menyatakan sudah mencoba bertanggung jawab, terutama terkait kasus penculikan. ''Saya sudah sangat sering dimintai klarifikasi oleh DPR. Bahkan, saya pun pernah diadili oleh pengadilan militer. Saat itu saya dicopot dari jabatan (Pangkostrad). Tetapi, saya tetap menghormati keputusan tersebut,'' jelasnya, yang kemudian mendapat tepuk tangan dari hadirin. Seperti diketahui, saat pencopotan tersebut Prabowo berpangkat letnan jenderal (Letjen).

Prabowo pun menjelaskan bahwa dirinya hanya menjalankan perintah. ''Itu bukan proyek dan suruhan saya. Karena di atas saya masih ada lagi yang berhak memerintah. Tetapi, saya juga tetap meminta maaf,'' kata dia.

Selain itu, Prabowo meyakini dirinya tidak terlibat dalam kasus penculikan karena empat mahasiswa yang menjadi korban penculikan ternyata ikut bergabung ke dalam Partai Gerindra.
sumber: JawaPos.Com

Labels: , ,

Senator Pecah, Sebagian Dukung Mega-Prabowo

Senator Pecah, Sebagian Dukung Mega-Prabowo

Anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah) mulai secara terbuka menyatakan dukungan kepada capres yang bertarung. Bahkan, mereka sudah melakukan aksi penggalangan. Sabtu 13 Juni lalu, misalnya, sejumlah anggota DPD melakukan pertemuan tertutup di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.

Mereka mendukung Mega-Prabowo. Dalam pertemuan itu, kubu Mega-Prabowo diwakili Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDIP Taufik Kiemas, Ketua Umum DPP Partai Gerindra Suhardi, dan Koordinator Penggalangan Massa Tim Kampanye Nasional Muhammad Yasin. Megawati tengah berada di Manado untuk kampanye terbuka. Suhardi membenarkan adanya pertemuan tertutup hampir tiga jam, mulai 18.30 sampai 21.15, itu. Dia menjelaskan sekitar 30 anggota DPD datang. Mereka mewakili 70 anggota di antara total 128 anggota DPD se -Indonesia yang secara pribadi condong mendukung pasangan Mega-Prabowo.

''Jadi, yang datang hanya separo mewakili 70 anggota DPD,'' klaim Suhardi di Jakarta kemarin (14/6). Menurut dia, dukungan konkret dari para senator itu bermakna signifikan. Sebab, masing-masing memiliki basis massa konkret di daerahnya. ''Tampaknya, visi misi kami sejalan,'' imbuh Suhardi.

Anggota DPD dari Bengkulu Muspani yang ikut dalam pertemuan itu menjelaskan, awalnya, mereka membicarakan perkembangan RUU Susunan Kedudukan Anggota DPR, DPD, dan DPRD (RUU Susduk) yang tengah digodok DPR. Sebab, ada indikasi kuat mengerdilkan DPD dengan mengharuskan setiap anggota DPD berada di provinsinya.

''Kami mengambil inisiatif mengumpulkan teman-teman untuk melobi PDIP. Sebab, fraksinya di DPR yang paling alot (bersikeras, Red) untuk 'mendaerahkan' DPD,'' kata Muspani. Di luar dugaan, imbuh dia, PDIP ternyata menerima masukan dari DPD. ''Pak Taufik sendiri menyampaikan, sepanjang tidak melanggar konstitusi tidak masalah,'' cetus Wakil Ketua Panitia Ad Hoc I (PAH I) DPD itu.

Labels: , , ,

Monday 1 June 2009

Nomor Urut 1 untuk Pasangan Mega-Prabowo


Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pengundian nomor urut pasangan capres dan cawapres Pilpres 2009 dalam rapat pleno, Sabtu (30/5/2005).

Berikut nomor urut dan pasangan calon:

1. Pasangan Mega-Prabowo mendapat nomor urut 1.

2. Pasangan SBY-Boediono mendapat nomor urut 2.

3. Pasangan JK-Wiranto mendapat nomor urut 3.

Penetapan ini diputuskan dengan Surat Keputusan 297 /kpts/kpu/ 2009 tentang Penetapan Nomor Urut Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden.

Pengambilan nomor urut dipandu Komisioner KPU Syamsul Bahri dan Andi Nurpati. Sebelum pengundian, kedua komisioner tersebut membuka kotak akuarium yang ditutup kain beludru dan mengacak nomor di dalamnya.

Pengambilan nomor urut didasarkan pada kedatangan saat penyerahan berkas pendaftaran syarat capres dan cawapres.

Karena itu, pasangan Jk-Wiranto diberi kesempatan pertama. Di urutan kedua, pasangan Megawati dan Prabowo. Seperti saat penyerahan berkas pendaftaran, pagi ini Mega-Prabowo kompak mengenakan baju merah-putih. Sedangkan di urutan ketiga, pasangan SBY-Boediono. Tiga pasangan tersebut membuka nomor urut yang ada dalam tabung secara bersamaan.


Sumber: Kompas, Sabtu, 30 Mei 2009

Labels: , , ,

Megawati-Prabowo Deklarasi Ekonomi Kerakyatan di Pasar Gede Solo


Capres-cawapres PDIP dan Gerindra Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto tadi malam mengadakan deklarasi ekonomi kerakyatan di Pasar Gede, Solo. Siangnya, Mega dan Prabowo bertatap muka dengan perwakilan berbagai elemen masyarakat di Graha Sabha Bhuwana, Solo.

Dalam pertemuan yang dihadiri ratusan orang itu, Mega-Prabowo didaulat memaparkan konsep ekonomi kerakyatan yang mereka usung. Pasangan itu, tampaknya, sadar bahwa konsep pro rakyat yang mereka usung menimbulkan keraguan di kalangan pengusaha besar dan menengah. Alhasil, dalam paparannya, mereka berulang-ulang menjelaskan bahwa konsep ekonomi kerakyatan mereka tidak akan mematikan pengusaha menengah dan besar.

Sumber: Jawa Pos, Sabtu, 30 Mei 2009

Labels: , , ,

Dana Kampanye Mega-Prabowo Rp 15 M


Capres-cawapres Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto merupakan yang pertama mengumumkan laporan awal dana kampanye. Berdasar laporan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) kemarin (22 Mei 2009), capres PDIP-Partai Gerindra itu memiliki modal awal kampanye Rp 15 miliar.

Anggota Tim Kampanye Nasional Megawati-Prabowo Arif Wibowo mengatakan, saldo awal tersebut merupakan gabungan dana milik PDIP dan Gerindra. ''Spesifiknya, saldo awal kampanye Rp 15,005 miliar ini berasal dari internal partai dan simpatisan,'' kata Arif di media center KPU, Jakarta, kemarin (22/5/2009).

Laporan yang disampaikan tim kampanye Megawati-Prabowo itu melengkapi berkas yang belum disampaikan saat pendaftaran 16 Mei lalu. Arif menyatakan, besar kemungkinan pasangan Megawati-Prabowo adalah yang pertama menyampaikan laporan awal dana kampanye kepada publik.'Ini demi transparansi kepada publik,'' terangnya. Sesuai dengan pasal 99 ayat 1 UU Pilpres, pasangan calon dan tim kampanye wajib menyetorkan ke KPU laporan dana kampanye sehari sebelum pelaksanaan kampanye dan sehari setelah kampanye.

Labels: , , ,

Tim PDIP-Gerindra Berbagi Peran Sukseskan Langkah Mega-Prabowo


TIM kampanye nasional Mega-Prabowo benar-benar menampilkan sinergitas dua kekuatan parpol, yakni PDIP dan Gerindra. Tak hanya stuktur tim kampanye, penentuan basecamp juga mencerminkan keseimbangan peran dua parpol itu.

''Memang sudah tidak ada lagi sekat di antara PDIP dan Gerindra dalam proses pemenangan Mega-Prabowo,'' kata Wakil Sekretaris I Tim Kampanye Nasional Hasto Kristianto di Jakarta kemarin (21/5/2009).

Dia mencontohkan digunakannya Kantor Badan Pemenangan Pemilu Presiden (BP Pilpres) PDIP, Jalan Cik Di Tiro, sebagai markas tim kampanye nasional. Sementara itu, Kantor DPP Partai Gerindra, Jalan Prapanca, Jakarta Selatan, akan menjadi markas media centre tim kampanye.

Tim media centre rencananya diresmikan setelah deklarasi Mega-Prabowo di Bantar Gebang, Bekasi, Minggu (24/5/2009). ''Keanggotaannya juga mengakomodasi kekuatan kedua parpol,'' jelas Hasto.

Dari PDIP ada Heri Akhmadi, Dedi ''Miing'' Gumelar, Theodorus J. Koekerits, dan Rieke Diah Pitaloka. Dari Gerindra, masuk anggota Dewan Penasihat DPP Partai Gerindra Amran Nasution.

Hasto menambahkan, pihaknya tak mau ketinggalan dengan SBY-Boediono yang di-back up banyak sayap tim sukses. Rencananya, mereka juga menyiapkan tim di ''ring dua''. ''Namanya tim relawan. Markasnya di Benhill,'' ujar anggota DPR itu. Sejumlah nama, seperti Ketua Repdem PDIP Budiman Sudjatmiko dan Sekjen DPP Partai Gerindra Ahmad Mujani, akan bergabung di tim tersebut.

''Tim ini akan menjadi pilar penting untuk penggalangan massa dan penguatan pesan politik kebangkitan ekonomi nasional,'' tegasnya.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon membenarkan bahwa setiap unit di tim kampanye nasional memang memadukan dua komponen, yakni PDIP dan Gerindra. Dia menuturkan, untuk tim advokasi, ada Gayus Lumbuun (ketua DPP PDIP) dan Mahendrata (direktur Bantuan Hukum Nasional Bappilu Partai Gerindra).

Di tim iklan ada Puan Maharani (ketua DPP PDIP) dan Ida Sudoyo (media centre Gerindra). Posisi bendahara dipegang Daniel Budi Setiawan (anggota FPDIP) dan Tommy Djiwandono (bendahara umum DPP Gerindra).

''Begitu tim terbentuk, sudah tidak ada lagi dualisme. Semua menyatu. Di mana PDIP kuat, Gerindra ikut. Begitu juga sebaliknya,'' jelas sekretaris umum tim pemenangan Mega-Prabowo itu.

Dia mencontohkan produksi iklan politik Mega-Prabowo yang sangat mungkin menggandeng Gary Hayes. Bule yang sudah 25 tahun tinggal di Indonesia itu adalah pemilik rumah produksi Padi Films. Sinetron Bajaj Bajuri merupakan salah satu karyanya yang terhitung sukses. ''Untuk pemilu legislatif, Gerindra menggunakan jasanya,'' ujar Fadli.

Labels: , ,

Melihat Tempat Pembuangan Sampah Lokasi Deklarasi Mega-Prabowo


Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto memilih TPA (tempat pembuangan akhir) sampah Bantar Gebang, Bekasi, sebagai lokasi deklarasi pencapresannya. Capres-cawapres PDIP dan Partai Gerindra itu berharap agar langkah itu dapat mencitrakan sebagai calon pemimpin yang pro-wong cilik. Berikut persiapan di lokasi deklarasi.

---
Lahan 1,5 hektare yang selama ini digunakan untuk membuang sampah itu akan dijadikan lokasi pertemuan para tokoh politik. Apa pun alasan pemilihan TPA Bantar Gebang sebagai tempat deklarasi, yang pasti peristiwa itu menjadi momen bersejarah bagi TPA dan warga di sekitarnya.

Lahan yang dipakai berada di zona III TPA Bantar Gebang sekitar 500 meter dari Jalan Raya Narogong. Ketika Indopos (Jawa Pos Group) melongok ke lokasi persiapan, sejumlah pekerja sedang mengukur-ukur lahan. Mereka memaksimalkan pekerjaan setiap hari karena diberi waktu enam hari. Pekerjaan yang tak mudah untuk mengubah lahan sampah yang becek dan bau menjadi tempat resmi dan bersih. Petugas juga harus sibuk menyemproti setiap inci jalan yang menuju ke TPA untuk membersihkan kotoran-kotoran dan sisa sampah.

Pada hari kedua pengerjaan Selasa lalu (19/5), besi bangunan tenda sudah siap dipasang di lokasi acara. Demikian juga 10 unit backhoe (alat berat) dan 20 pekerja sudah mulai sibuk. Mereka memadatkan sampah, lalu menimbun dengan tanah merah. Setelah itu, lahan yang dikuasai PT Godang Tua Jaya itu dibersihkan lagi.

Menurut Direktur PT Godang Tua Jaya, Rekson Sitorus, selaku pengelola TPA, pihaknya sudah memberikan izin kepada panitia. ''Mereka meminta lahan di zona III untuk digunakan tempat deklarasi Mega-Prabowo Minggu nanti (24/05), ya kami berikan izin,'' jelasnya.

Menurut Rekson, keuntungan memberikan izin kepada calon pemimpin bangsa melaksanakan deklarasi di TPA Bantar Gebang setidaknya dapat mengubah image bahwa lahan TPA berubah menjadi lahan yang tidak bau. ''Selama ini orang kenal TPA Bantar Gebang selalu bau. Kami ingin membuktikan bahwa lahan ini sudah tidak bau lagi dan sudah berubah menjadi lahan industri,'' jelasnya.

Bahkan, zona III, kata dia, juga pernah digunakan untuk lokasi pencanangan TPA menjadi TPST Bantar Gebang berbasis industri oleh Gubernur DK Jakarta Fauzi Bowo beberapa waktu lalu.

Kabarnya, kerusakan Jalan Narogong yang menjadi akses ke TPA Bantar Gebang segera diperbaiki. Bahkan, Kamis malam besok (21/5) seluruh akses mulai dari gerbang tol Bekasi Barat hingga TPST Bantar Gebang selesai diperbaiki.

Kemarin (20/5) panitia deklarasi terus mempercepat persiapan acara tersebut. Selain ''menyembunyikan'' tumpukan sampah, panitia melibatkan ribuan pemulung setempat. Panitia juga menyiapkan 5.000-an sepatu bot dan sarung tangan untuk mereka. ''Ini simbol bahwa setiap pemulung juga bisa perduli dengan kesehatan diri dan lingkungan tempat mereka bekerja,'' kata seorang panitia.

Berdasar pantauan Indopos pada hari ketiga, sejumlah persiapan mulai dilaksanakan panitia. Mereka setiap jam berkoordinasi guna kepentingan evaluasi pelaksanaan acara ke depan nanti. Tidak heran kalau di tempat yang dulu kumuh itu terlihat pria berjas hilir mudik keluar masuk tempat penampungan sampah.

Menurut Direktur Pro Mega Center, Mochtar Mohamad, persiapan hari ketiga kemarin hampir 60 persen. Paling tidak, kata dia, panitia sudah melakukan tugas masing-masing, baik yang di lapangan maupun di bagian persiapan jadwal acara. ''Kami harapkan, semuanya siap dengan waktu yang sudah ditetapkan. Apalagi, deklarasi ini akan menjadi sejarah bagi warga TPA Bantar Gebang yang selama ini terpinggirkan oleh orang-orang,'''tutur pria yang juga wali kota Bekasi itu.

Mochtar menambahkan, memang sudah saatnya kaum menengah ke bawah, seperti pemulung, diperhitungkan dalam deklarasi dan acara lainnya. ''Suara mereka juga menentukan terpilihnya seorang pemimpin bangsa ke depan,'' imbuhnya.

Sumber: Jawa Pos, Kamis, 21 Mei 2009

Labels: , , ,

Target Pertumbuhan Ekonomi: 10 Persen


Lebih Optimistis Dibanding JK dan SBY
Jawa Pos, Sabtu, 23 Mei 2009


Megawati Soekarnoputri tak mau kalah oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla. Capres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)-Gerindra itu mematok target pertumbuhan dua digit pada 2013 atau lebih tinggi daripada capres lain.

''Saya sudah tanya ke Mas Bowo (Prabowo Subianto). Dia bilang dua digit. Kami menyebutnya itu bukan target, kalau semua program bisa kami laksanakan. Dan, kami yakin dua digit bukan hal yang mustahil,'' ujar Mega -sapaan Megawati- setelah dialog bertema Pilihan Presiden Bersama Kalangan Pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Hotel Shangri-La, Jakarta, kemarin.

Selama dialog, Mega tampak santai. Meski datang bersama cawapresnya, Prabowo, Mega tampil sendirian menjawab pertanyaan pengusaha. Mega juga memanfaatkan acara itu untuk menjelaskan konsep ekonomi kerakyatan. Konsep itu adalah keinginan mengangkat potensi rakyat kecil sehingga kehidupannya menjadi lebih baik. "Saya melihat kadang-kadang saya sebagai ibu rumah tangga suka kesel. Kenapa sekrup sekecil ini buatan Tiongkok, bukan Indonesia. Kita harusnya malu, kita punya anak-anak yang menang di olimpiade fisika," lanjutnya.

Dia juga menyorot tindakan represif aparat pemda yang main paksa dalam menggusur PKL (pedagang kali lima) di beberapa tempat, termasuk di Surabaya. Dia mengaku kurang sreg dengan tindakan seperti itu. "Kok nggak bisa seperti di Singapura, dibuatkan tempat yang rapi dan baik bagi PKL. Toh perputaran bisnis mereka cepat,'' kata Mega.

Seusai acara, Prabowo menambahkan, apabila kelak terpilih, dirinya tidak akan membuat target 100 hari pertama pemerintahan. Sebab, pemerintah bekerja selama lima tahun. Target 100 hari itu sekadar pencitraan.

Soal target pertumbuhan ekonomi dua digit, Prabowo optimistis terwujud. ''Minimal 10 persen, saya perkirakan itu tercapai setelah empat tahun (2013). Tim ekonomi sudah kita siapkan,'' tutur ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu.

Di tempat sama, Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Erwin Aksa meragukan target pertumbuhan ekonomi dua digit yang diusung Mega-Prabowo. Menurut dia, target tersebut amat sulit tercapai dalam waktu dekat. ''Yang penting adalah implementasinya ke depan bagaimana? Kalau efisiensi bisa dilakukan, subsidi bisa dikurangi, kemudian dialihkan ke hal produktif, hal itu bisa saja tercapai," katanya.

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sutrisno Iwantono menambahkan, tema ekonomi kerakyatan yang diusung capres-cawapres belum rinci. ''Bagi saya, ekonomi kerakyatan itu riilnya mengangkat kesejahteraan pengusaha UMKM dan petani. Karena itu, diperlukan program konkret untuk UKM dan kaum tani," ujarnya.

Sementara itu, dari kediaman Mega dilaporkan, tim sukses terus berkoordinasi menyiapkan deklarasi pencapresan di Bantar Gebang pada 24 Mei mendatang. Salah satunya, menyiapkan isu penyusunan APBN tandingan yang lebih memihak kepada petani, nelayan, dan buruh.

''Soal ekonomi kerakyatan adalah gabungan dari program PDIP dan Gerindra. Kami ini kan koalisi prinsip, bukan bagi-bagi kekuasaan. Karena itu, kami akan membuat APBN yang berpihak kepada petani, nelayan, buruh, dan rakyat kecil lain,'' kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon saat ditemui sebelum rapat kemarin.

Beberapa pejabat teras kedua partai itu turut hadir. Dari PDIP, antara lain, Sekjen Pramono Anung, Wakil Sekretaris I Tim Kampanye Nasional Hasto Kristianto, Ketua DPP Puan Maharani. Sedangkan dari Gerindra ada Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto, Halida Hatta, dan Moerdiono. Ketua Umum Partai Buruh Sosial Demokrat Mochtar Pakpahan juga ikut hadir.

Komitmen APBN yang pro wong cilik juga disuarakan Hasto Kristianto. Dia menegaskan, ekonomi kerakyatan tidak sekadar jargon. Tapi, program-program yang dibuat harus mampu mewujudkan perubahan bagi rakyat banyak. ''APBN kami akan sangat berbeda dengan yang dibuat SBY-JK selama ini. Kami lebih pro rakyat,'' katanya.

Hasto menambahkan, tagline yang diusung pada deklarasi di Bantar Gebang, Bekasi, Minggu (24/5/2009) itu adalah Mega-Prabowo Pro Rakyat. Substansi deklarasi dan kampanye itu, kata dia, adalah kebangkitan ekonomi kerakyatan. ''Akan ada 8 ribu hingga 10 ribu orang yang hadir,'' katanya.

Rapat kemarin langsung dipimpin oleh Megawati dan Prabowo. Rapat tersebut fokus pada strategi pencitraan dan pemenangan duet itu, termasuk pembentukan struktur di bawah.

Puan Maharani mengatakan, tim terbagi dalam tim lapangan dan tim pendalaman pemikiran. ''Kami akan langsung terjun ke lapangan soal ekonomi kerakyatan. Tim merupakan gabungan PDIP dan Gerindra,'' katanya.

Namun, rapat kemarin belum membicarakan kabinet dan bagi-bagi jatah kursi. "Yang terpenting adalah bagaimana merangkul rakyat."

Labels: , ,